Iklan

Iklan

,

Iklan

Kontroversi Foto Ketua DPRD Sumenep di Bali: Multi Tafsir dan Kritik Publik

, Saturday, June 29, 2024 WIB Last Updated 2024-06-29T13:29:42Z
Kontroversi Foto Ketua DPRD Sumenep di Bali: Multi Tafsir dan Kritik Publik




SUDUT PUBLIK - 27 Juni 2024, jagat media sosial digemparkan oleh beredarnya foto Ketua DPRD Sumenep, Hamid Ali Munir, bersama seorang wanita cantik berpakaian agak setengah terbuka di bagian dadanya. Foto tersebut menunjukkan Hamid sedang menikmati makanan sambil berbincang-bincang dengan wanita itu, tanpa jelas di mana lokasi sebenarnya. Namun, Hamid mengonfirmasi kepada Kanal News bahwa tempat itu adalah sebuah hotel di Bali.

Dalam klarifikasinya, Hamid menyebutkan bahwa ia tidak sendirian. Di sekitarnya ada pejabat lain seperti dandim, kapolres, dan kajari Sumenep, yang juga sedang sarapan pagi bersama. Jadi, yang ada di sekitar pejabat semua, dan ini menegaskan bahwa Hamid tidak sedang berlibur, tetapi menjalankan tugas kedinasan. Seorang pejabat publik yang menyadari dirinya sedang bertugas tentu harus menjaga sikap dan perilaku yang bisa merugikan dirinya sendiri.

Namun, beredarnya foto tersebut menimbulkan berbagai reaksi dan kritik. Salah satu kritik keras datang dari aktivis Demokrasi dan Aspirasi Rakyat Jawa Timur (Dear Jatim). Mereka menyoroti sikap dan tindakan Hamid yang dinilai tidak pantas. Akan tetapi, yang lebih menarik adalah penjelasan lanjutan dari Hamid bahwa foto tersebut diunggah oleh istrinya sendiri ke grup WhatsApp, kemudian ditarik kembali karena alasan tidak sengaja. Ini menjadi ironi karena justru istrinya yang mengungkapkan aib suaminya sendiri, yang notabene adalah seorang pejabat publik.

Tentu saja, karena foto tersebut sudah telanjur tersebar, banyak pihak yang memberikan komentar. Seorang warga Sumenep yang tidak ingin disebutkan namanya, menyayangkan beredarnya foto tersebut. "Foto ini biasa saja. Tapi menjadi tak biasa karena yang di dalam foto itu Ketua DPRD Sumenep," komentarnya. Warga tersebut juga menambahkan, "Ini bukan soal etis atau tidak. Tapi siapa yang lebih dulu memulai? Apakah Ketua DPRD yang mendekati wanita itu, atau sebaliknya?"

Pertanyaan terakhir dari warga tersebut cukup masuk akal. Di sebuah hotel, apapun bisa terjadi, dan kejadian seperti yang dialami Hamid bisa menimpa siapa saja. Namun, masalah utamanya adalah siapa yang lebih dulu memulai interaksi tersebut. Dalam situasi seperti ini, penting bagi pejabat publik untuk tetap menjaga profesionalitas dan menjauhi situasi yang bisa menimbulkan kontroversi.

Secara keseluruhan, kontroversi ini menyoroti pentingnya etika dan integritas bagi pejabat publik. Meskipun Hamid mengaku tidak sedang sendirian, tetapi sebagai pejabat publik, perilakunya di ruang publik harus tetap terjaga. Publik figur seperti Hamid harus lebih berhati-hati dalam bersikap dan bertindak, karena segala tindakan mereka akan selalu dalam sorotan publik.

Selain itu, peran keluarga dalam menjaga privasi dan kehormatan pejabat publik juga tidak kalah penting. Mengunggah foto ke media sosial tanpa pertimbangan matang bisa berakibat fatal, seperti yang terjadi dalam kasus ini. Kejadian ini seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, baik pejabat publik maupun keluarga mereka, untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial dan menjaga etika dalam setiap tindakan.


(_id)

Terbaru Lainnya

TERKINI LAINNYA
REGIONAL