Iklan

Iklan

,

Iklan

Menyambut Tahun Baru Hijriah: Apa Bedanya 1 Muharram dengan 1 Suro?

, Wednesday, June 26, 2024 WIB Last Updated 2024-06-27T06:09:29Z

Menyambut Tahun Baru Hijriah: Apa Bedanya 1 Muharram dengan 1 Suro?

Indotech.eu.org - Tahun baru hijriah, yang ditandai dengan kedatangan 1 Muharram, sering kali memunculkan pertanyaan seputar perbedaan dengan tradisi Jawa, yakni 1 Suro. Meskipun keduanya menandai awal tahun baru, adakah perbedaan esensial di antara keduanya? Simak penjelasannya di bawah ini.

Awal Tahun Baru Hijriah: 1 Muharram

Dalam kalender Islam, 1 Muharram menandai awal dari tahun baru hijriah. Pada tahun 2024, perayaan ini jatuh pada Minggu, 7 Juli 2024. Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan yang dimuliakan dalam Islam, bersama dengan Zulqa'dah, Zulhijah, dan Rajab. Bulan ini dikenal dengan istilah "asyhurul hurum," atau bulan-bulan yang dihormati oleh Allah SWT.

Keutamaan keempat bulan itu diabadikan dalam surah At-Taubah ayat 36.


إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

Artinya: "Sungguh bilangan bulan pada sisi Allah terdiri atas dua belas bulan, dalam ketentuan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketentuan) agama yang lurus. Janganlah kamu menganiaya diri kamu pada bulan yang empat itu. Perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa." (At-Taubah: 36)

1 Muharram juga merupakan awal dari tahun baru hijriah yang mengundang umat Muslim untuk merenungkan keutamaan bulan ini. Amalan-amalan mulia seperti puasa Asyura, yang dilakukan pada tanggal 9, 10, dan 11 Muharram, sangat dianjurkan karena tingkat keutamaannya yang tinggi, meskipun tidak sebesar puasa Ramadan.

Tradisi Jawa: Makna 1 Suro

Di sisi lain, masyarakat Jawa memiliki tradisi yang dikenal sebagai 1 Suro. Meskipun pada dasarnya 1 Suro juga menandai awal tahun baru, terdapat perbedaan dalam praktik kalender antara 1 Suro dan 1 Muharram. Penanggalan Jawa, atau yang dikenal sebagai penanggalan Saka, berbeda dalam metode penentuan hari dan tanggalnya dibandingkan dengan kalender Islam.

Perpaduan Tradisi: Sejarah dan Makna

Kata "Suro" dalam 1 Suro diambil dari bahasa Arab "Asyura," yang memiliki kaitan erat dengan perayaan Islam. Tradisi 1 Suro diinisiasi oleh Sultan Agung, pemimpin Kerajaan Mataram Islam, sebagai upaya untuk menyatukan masyarakat Jawa yang beragam, termasuk komunitas Abangan (Kejawen) dan Putihan (Islam).

Penggabungan kalender hijriah dengan tarikh Saka dimaksudkan untuk mempersatukan perayaan agama secara bersamaan. Meskipun demikian, terdapat pula kepercayaan dan mitos yang melingkupi malam 1 Suro di masyarakat Jawa. Beberapa mitos, seperti larangan untuk keluar rumah pada malam tersebut, masih dipegang teguh oleh sebagian orang.

Makna Kultural dan Spiritual

Bagi umat Islam, 1 Muharram adalah momen untuk merenungkan keutamaan bulan ini serta melakukan amalan-amalan yang dianjurkan. Sebaliknya, bagi masyarakat Jawa, 1 Suro melambangkan awal tahun dalam konteks keagamaan dan kultural yang khas.

Kedua tradisi ini, meskipun berbeda dalam aspek penanggalan dan praktik keagamaannya, memiliki tujuan yang serupa dalam merayakan awal tahun baru dan mengenang makna keagamaan yang dalam bagi komunitas masing-masing.

Kesimpulan

Jadi, meskipun 1 Muharram dan 1 Suro memiliki akar budaya dan praktik yang berbeda, keduanya sama-sama menandai awal tahun baru dalam konteks keagamaan dan kultural masyarakat Indonesia. Perbedaan ini memberi warna dan keragaman dalam cara masyarakat Indonesia merayakan momen penting dalam kalender mereka.

Dengan demikian, penting bagi kita untuk menghargai dan memahami makna serta keunikan dari setiap tradisi yang kita miliki, sebagai bagian dari kekayaan budaya dan spiritual bangsa Indonesia.


(_id)

Terbaru Lainnya

TERKINI LAINNYA
REGIONAL