Iklan

Iklan

,

Iklan

Rupiah Masih Loyo di Tengah Kekhawatiran Kebijakan Fiskal Pemerintah Baru

, Friday, June 28, 2024 WIB Last Updated 2024-06-28T13:09:16Z
Rupiah Masih Loyo di Tengah Kekhawatiran Kebijakan Fiskal Pemerintah Baru



Indotech.eu.org - Rupiah kembali melemah terhadap dolar AS di tengah kekhawatiran pasar terkait kebijakan fiskal pemerintahan baru. Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, memproyeksikan nilai tukar rupiah akan berada pada kisaran Rp16.415 hingga Rp16.490 per dolar AS.

"Sentimen negatif masih berkembang terkait rencana belanja pemerintah baru, terutama akibat janji kampanye populis seperti makan gratis bagi anak sekolah, balita, dan ibu hamil," ungkap Rully kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun tipis sebesar satu poin atau 0,01 persen menjadi Rp16.407 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya di Rp16.406 per dolar AS.

Rully menjelaskan bahwa selain kebijakan domestik, pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Tren peningkatan indeks dolar AS dan antisipasi rilis data inflasi pengeluaran konsumsi pribadi (Personal Consumption Expenditures/PCE) di Amerika Serikat menjadi salah satu penyebab utama. Indeks dolar AS yang sempat turun kini kembali naik ke angka 106.

"Saat ini, pengeluaran subsidi terus menunjukkan tren peningkatan, namun belum diimbangi dengan kemampuan meningkatkan penerimaan," tambah Rully.

Ketidakpastian terhadap kebijakan fiskal pemerintahan baru menjadi salah satu faktor utama yang membuat investor cenderung berhati-hati. Janji kampanye yang populis dinilai dapat memperbesar beban fiskal, sehingga menimbulkan kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi ke depan.

Dengan kondisi ini, pasar terus memantau perkembangan kebijakan fiskal dan respons pemerintah terhadap tantangan ekonomi yang ada. Keputusan-keputusan yang akan diambil oleh pemerintah baru sangat penting untuk memulihkan kepercayaan pasar dan menjaga stabilitas rupiah.

Rupiah kembali tertekan di tengah kekhawatiran kebijakan fiskal pemerintahan baru dan faktor eksternal seperti peningkatan indeks dolar AS. Investor diharapkan tetap waspada dan memantau perkembangan kebijakan ekonomi untuk mengambil langkah yang tepat.

Dengan terus memantau kebijakan pemerintah dan perkembangan ekonomi global, investor dapat mengambil keputusan yang lebih bijak dalam menghadapi fluktuasi nilai tukar.


(_id)


Terbaru Lainnya

TERKINI LAINNYA
REGIONAL