Iklan

Iklan

,

Iklan

Hacker PDNS Janjikan Kunci Gratis, Pakar Khawatir Malware

, Tuesday, July 02, 2024 WIB Last Updated 2024-07-02T14:33:01Z
Hacker PDNS Janjikan Kunci Gratis, Pakar Khawatir Malware


Indotech.eu.org - Pakar keamanan siber, Alfons Tanujaya, mengingatkan pemerintah untuk waspada terhadap tawaran 'kebaikan hati' dari peretas Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya. Peretas yang mengatasnamakan ransomware gang Brain Cipher ini mengaku akan memberikan kunci dekripsi data secara gratis, namun Alfons mencurigai adanya potensi penyusupan malware.

"Jika Brain Cipher memberikan software-nya, kita harus curiga karena bisa saja mereka menyelipkan malware. Kita harus hati-hati," kata Alfons dalam seminar evaluasi malware di Jakarta pada Selasa (2/7).

Malware adalah perangkat lunak yang dirancang untuk merusak dan menghancurkan jaringan. Selain itu, malware bisa digunakan untuk mencuri data dan informasi pribadi pengguna.

Menurut Alfons, ada dua komponen untuk membuka data yang dikunci oleh ransomware: kunci dekripsi dan perangkat lunak. Kunci dekripsi hanya bisa disediakan oleh pelaku serangan, sementara perangkat lunak bisa dibuat oleh siapa saja. "Yang penting adalah kuncinya, bukan software-nya. Software bisa dibuat oleh siapapun, tapi kuncinya hanya dimiliki oleh mereka," jelasnya.

Pelaku peretasan PDNS 2 sebelumnya menyatakan akan memberikan kunci dekripsi secara gratis. "Masyarakat Indonesia, kami meminta maaf atas dampak serangan ini dan kami akan memberikan kunci-kuncinya secara gratis pada hari Rabu," tulis akun forum gelap Brain Cipher, yang dipublikasikan oleh perusahaan intelijen siber StealthMole.

Mereka berharap serangan ini dapat meningkatkan pendanaan dan SDM di sektor teknologi. "Kami berharap serangan ini menunjukkan pentingnya pendanaan dan merekrut pakar yang layak," tambah mereka.

Sejak 20 Juni, PDNS 2 lumpuh akibat serangan ransomware, yang mengunci data dari 282 institusi pemerintah pusat dan daerah. Pelaku meminta tebusan sebesar US$8 juta (sekitar Rp131 miliar) untuk membuka kuncinya, namun Kominfo menegaskan tidak akan membayar tebusan tersebut.


(_id)

Terbaru Lainnya

TERKINI LAINNYA
REGIONAL