Iklan

Iklan

,

Iklan

Menelusuri Sejarah dan Makna Bulan Suro dalam Kalender Jawa

, Wednesday, July 03, 2024 WIB Last Updated 2024-07-05T04:12:11Z
Menelusuri Sejarah dan Makna Bulan Suro dalam Kalender Jawa


Indotech.eu.org - Bulan Suro, yang merupakan bulan pertama dalam kalender Jawa, memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Jawa. Pada tahun 2024, Bulan Suro 1958 Tanggal Jawa (TJ) terdiri dari 30 hari, dimulai dari tanggal 8 Juli 2024 hingga 6 Agustus 2024. Kalender Jawa, yang lebih mirip dengan penanggalan Hijriah daripada Masehi, ditentukan berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi. Oleh karena itu, pergantian hari atau tanggal dimulai setelah matahari terbenam atau tepat pada waktu magrib. Meski begitu, terkadang terdapat perbedaan hari antara penanggalan Islam dan Jawa.

Kalender Jawa Bulan Suro 2024

Dalam kalender Jawa, Suro adalah bulan pertama yang menandai permulaan tahun baru Jawa. Tahun baru Jawa jatuh pada tanggal 1 Suro, yang pada tahun 2024 bertepatan dengan tanggal 8 Juli 2024 Masehi atau 2 Muharram 1446 Hijriah. Berikut ini adalah rincian kalender Jawa bulan Suro 2024:

  • 1 Suro 1958: 8 Juli 2024, 2 Muharram 1446 H, Senin Legi
  • 2 Suro 1958: 9 Juli 2024, 3 Muharram 1446 H, Selasa Pahing
  • 3 Suro 1958: 10 Juli 2024, 4 Muharram 1446 H, Rabu Pon
  • 4 Suro 1958: 11 Juli 2024, 5 Muharram 1446 H, Kamis Wage
  • 5 Suro 1958: 12 Juli 2024, 6 Muharram 1446 H, Jumat Kliwon
  • 6 Suro 1958: 13 Juli 2024, 7 Muharram 1446 H, Sabtu Legi
  • 7 Suro 1958: 14 Juli 2024, 8 Muharram 1446 H, Minggu Pahing
  • 8 Suro 1958: 15 Juli 2024, 9 Muharram 1446 H, Senin Pon
  • 9 Suro 1958: 16 Juli 2024, 10 Muharram 1446 H, Selasa Wage
  • 10 Suro 1958: 17 Juli 2024, 11 Muharram 1446 H, Rabu Kliwon
  • 11 Suro 1958: 18 Juli 2024, 12 Muharram 1446 H, Kamis Legi
  • 12 Suro 1958: 19 Juli 2024, 13 Muharram 1446 H, Jumat Pahing
  • 13 Suro 1958: 20 Juli 2024, 14 Muharram 1446 H, Sabtu Pon
  • 14 Suro 1958: 21 Juli 2024, 15 Muharram 1446 H, Minggu Wage
  • 15 Suro 1958: 22 Juli 2024, 16 Muharram 1446 H, Senin Kliwon
  • 16 Suro 1958: 23 Juli 2024, 17 Muharram 1446 H, Selasa Legi
  • 17 Suro 1958: 24 Juli 2024, 18 Muharram 1446 H, Rabu Pahing
  • 18 Suro 1958: 25 Juli 2024, 19 Muharram 1446 H, Kamis Pon
  • 19 Suro 1958: 26 Juli 2024, 20 Muharram 1446 H, Jumat Wage
  • 20 Suro 1958: 27 Juli 2024, 21 Muharram 1446 H, Sabtu Kliwon
  • 21 Suro 1958: 28 Juli 2024, 22 Muharram 1446 H, Minggu Legi
  • 22 Suro 1958: 29 Juli 2024, 23 Muharram 1446 H, Senin Pahing
  • 23 Suro 1958: 30 Juli 2024, 24 Muharram 1446 H, Selasa Pon
  • 24 Suro 1958: 31 Juli 2024, 25 Muharram 1446 H, Rabu Wage
  • 25 Suro 1958: 1 Agustus 2024, 26 Muharram 1446 H, Kamis Kliwon
  • 26 Suro 1958: 2 Agustus 2024, 27 Muharram 1446 H, Jumat Legi
  • 27 Suro 1958: 3 Agustus 2024, 28 Muharram 1446 H, Sabtu Pahing
  • 28 Suro 1958: 4 Agustus 2024, 29 Muharram 1446 H, Minggu Pon
  • 29 Suro 1958: 5 Agustus 2024, 30 Muharram 1446 H, Senin Wage
  • 30 Suro 1958: 6 Agustus 2024, 1 Shafar 1446 H, Selasa Kliwon

Sejarah dan Tradisi Bulan Suro

Tanggal 1 Suro sering kali dikaitkan dengan tahun baru Islam, yaitu 1 Muharram. Namun, dalam kalender Masehi, tanggal 1 Suro tidak selalu bersamaan dengan 1 Muharram. Pada tahun 2024, berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia, bulan Muharram jatuh pada bulan Juli, dengan tahun baru Islam 1 Muharram 1446 Hijriah bertepatan pada Minggu, 7 Juli 2024. Sedangkan, berdasarkan kalender Jawa, 1 Suro 1958 TJ jatuh pada Senin Legi, 8 Juli 2024, sehingga malam 1 Suro bertepatan dengan tahun baru Islam 1 Muharram 1446 Hijriah.

Bulan Suro dianggap sebagai bulan yang memiliki makna khusus dalam budaya Jawa. Nama Suro sendiri diambil dari kata Asyura dalam bahasa Arab, yang merujuk pada perayaan 10 Muharram. Sebutan ini pertama kali diinisiasi oleh Sultan Agung dari Kesultanan Mataram Islam, yang menggabungkan penanggalan hijriah dengan tarikh Saka untuk mempersatukan masyarakat Jawa yang kala itu masih terpecah antara kaum abangan (Kejawen) dan putihan (Islam).

Mitos dan Kepercayaan tentang Bulan Suro

Bulan Suro sering kali diartikan sebagai bulan yang menyeramkan bagi masyarakat Jawa. Banyak yang percaya bahwa bulan ini penuh dengan bencana dan menjadi bulannya para makhluk gaib. Ada beberapa mitos yang masih diyakini hingga saat ini, seperti larangan keluar rumah pada malam 1 Suro. Hal ini dipercaya untuk menghindari hal-hal buruk yang bisa terjadi.

Dalam wawancara dengan salah satu tokoh masyarakat Jawa, Ki Seno Nugroho, seorang dalang terkenal dari Yogyakarta, mengatakan, "Bulan Suro merupakan waktu yang sakral bagi kami. Banyak orang yang melakukan ritual khusus untuk membersihkan diri dan lingkungan dari energi negatif. Ritual ini tidak hanya melibatkan doa-doa, tetapi juga berbagai upacara tradisional seperti Tapa Bisu dan Kirab Pusaka."

Selain itu, di berbagai daerah di Jawa, malam 1 Suro sering kali diperingati dengan berbagai kegiatan adat dan tradisi. Di Surakarta, misalnya, terdapat tradisi Kirab Pusaka Keraton yang menarik banyak wisatawan setiap tahunnya. Pada malam itu, berbagai pusaka keraton seperti keris dan tombak diarak mengelilingi keraton sebagai simbol perlindungan dan kekuatan spiritual.

Dengan segala tradisi dan kepercayaannya, Bulan Suro tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya dan identitas masyarakat Jawa. Melalui perayaan dan ritual yang dilakukan, masyarakat tidak hanya mengenang sejarah, tetapi juga menjaga warisan budaya agar tetap hidup dan lestari.

(_id)

Terbaru Lainnya

TERKINI LAINNYA
REGIONAL