Iklan

Iklan

,

Iklan

Tradisi 1 Suro di Surabaya: merajut Kebersamaan Melalui Warisan Budaya

, Wednesday, July 03, 2024 WIB Last Updated 2024-07-05T03:53:40Z
Tradisi 1 Suro di Surabaya: merajut Kebersamaan Melalui Warisan Budaya


Indotech.eu.org - Surabaya, sebuah kota metropolis yang dikenal dengan julukan Kota Pahlawan, tidak hanya dikenal karena sejarah kepahlawanannya, tetapi juga karena kekayaan tradisi dan budaya yang masih terjaga di tengah arus modernisasi. Salah satu tradisi yang hingga kini masih dijunjung tinggi oleh masyarakat Surabaya adalah peringatan 1 Suro, tahun baru Jawa. Tradisi ini menjadi salah satu cara masyarakat untuk merajut kebersamaan dan mempererat solidaritas di antara warga kampung.

Nur Setiawan, seorang pemerhati sejarah dari Surabaya Historical Community, menjelaskan bahwa peringatan 1 Suro merupakan aspek penting bagi masyarakat di perkampungan Surabaya. "Peringatan 1 Suro adalah bagian integral dari kehidupan masyarakat kampung di Surabaya. Setiap kampung memiliki caranya sendiri untuk memperingati pergantian tahun Jawa ini, yang telah dilakukan secara turun-temurun sejak zaman kakek nenek mereka," ujar pria yang akrab disapa Wawan, pada Rabu (3/7/2024).

Wawan menjelaskan bahwa meskipun terdapat perbedaan cara dalam memperingati Suroan, setiap kampung pasti menjadikan gotong royong sebagai tumpuan kegiatan sakral ini. Gotong royong dianggap penting agar kegiatan Suroan dapat berjalan lancar dan menumbuhkan rasa solidaritas sesama warga kampung.

Sebagai momen sakral, peringatan 1 Suro dilakukan dengan menggelar hajatan bernuansa spiritual dan religius sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan dan penghormatan kepada para leluhur dan alam. "Karena 1 Suro dianggap hari suci, kebiasaan masyarakat Surabaya dalam memperingatinya adalah dengan menggelar doa bersama. Doa ini merupakan wujud syukur kepada Tuhan sekaligus penghormatan kepada para leluhur dan alam," jelas Wawan.

Doa bersama biasanya dilakukan di balai RT, perempatan jalan, atau di pepunden (pemakaman) kampung dengan istilah barikan, yang disertai sajian tumpeng. Selain doa bersama, masyarakat juga menggelar kerja bakti untuk membersihkan makam dan rumah ibadah. Di sejumlah tempat, digelar pula kirab keliling kampung.

"Kaum pria biasanya melakukan kerja bakti merawat punden atau makam sesepuh pendiri kampung yang ada di lingkungannya, termasuk membersihkan tempat ibadah," terang Wawan. "Para pemuda yang aktif di kegiatan langgar (musala) tak ketinggalan melaksanakan kirab keliling kampung. Mereka berjalan beriringan melantunkan doa demi keselamatan tempat tinggal mereka," tambahnya.

Tidak hanya itu, Bubur Suro juga menjadi bagian penting dalam peringatan Suroan. Bagi keluarga yang memiliki rezeki lebih, mereka akan membuat bubur ini dan membagikannya kepada tetangga dan sanak saudara. Tradisi berbagi ini tidak hanya menjadi simbol kebersamaan tetapi juga mempererat hubungan antarwarga.

Peringatan 1 Suro tidak hanya dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di kampung-kampung, tetapi juga oleh warga perkotaan Surabaya. Bagi mereka, peringatan 1 Suro merupakan warna budaya yang dapat merekatkan hubungan personal. "Untuk warga perkotaan seperti Surabaya, peringatan 1 Suro merupakan tradisi yang wajib dijaga keberadaannya karena mengandung nilai keberagaman serta gotong royong," pungkas Wawan.

Berbagai acara peringatan 1 Suro di Surabaya menunjukkan bahwa meskipun kota ini terus berkembang dan mengalami modernisasi, masyarakatnya tetap menghargai dan melestarikan tradisi budaya yang diwariskan oleh leluhur mereka. Tradisi ini tidak hanya menjadi ajang untuk merayakan tahun baru Jawa tetapi juga sebagai cara untuk mempererat hubungan antarwarga, meningkatkan solidaritas, dan menjaga nilai-nilai kebersamaan di tengah kehidupan kota yang serba cepat dan individualis.

Tradisi Suroan juga menjadi momen bagi generasi muda untuk mengenal dan menghargai warisan budaya mereka. Melalui berbagai kegiatan seperti doa bersama, kerja bakti, kirab keliling kampung, dan berbagi Bubur Suro, generasi muda diajak untuk terlibat aktif dalam menjaga dan melestarikan tradisi ini. Dengan demikian, nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong dapat terus diwariskan dari generasi ke generasi.

Surabaya, dengan segala dinamika modernisasinya, tetap mampu mempertahankan identitas budaya yang kaya melalui peringatan 1 Suro. Ini menjadi bukti bahwa di tengah arus globalisasi, masyarakat Surabaya tidak melupakan akar budaya mereka. Tradisi 1 Suro bukan hanya sekadar perayaan tahunan tetapi juga simbol kekuatan dan kebersamaan warga Surabaya dalam menjaga warisan budaya yang telah ada sejak ratusan tahun lalu.

Pada akhirnya, peringatan 1 Suro di Surabaya mengajarkan kita bahwa di tengah segala perubahan dan kemajuan, menjaga dan melestarikan tradisi budaya adalah hal yang sangat penting. Tradisi ini tidak hanya menjadi identitas tetapi juga fondasi yang memperkuat hubungan antarwarga, memperkaya kehidupan spiritual, dan menjaga keseimbangan antara kemajuan dan nilai-nilai tradisional. Surabaya, dengan segala keragamannya, menunjukkan bahwa tradisi dan modernisasi dapat berjalan berdampingan dan saling memperkaya satu sama lain.

(_id)

Terbaru Lainnya

TERKINI LAINNYA
REGIONAL